Resensi film The Last Samurai dan tinjauan berdasarkan The Cognitive-Motivational-relational theory
Seorang kapten Amerika, kapten Algren, yang merupakan salah seorang veteran perang ketika tentara Amerika berusaha memperebutkan wilayah dengan suku indian setempat. Pada perang tersebut, banyak anak-anak dan wanita serta orang-orang yang tidak berdaya dari suku indian dibunuh dengan kejam oleh para tentara Amerika. Hal ini selalu menghantui hidup kapten Algren, karena ia juga merasa bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa kekejaman tersebut. Setelah perang melawan suku indian usai kapten Algren yang masih dihantui perasaan bersalahnya hidup dengan serampangan dan ia menjadi seorang alcoholic. Sampai pada akhirnya mantan rekan satu komandonya pada perang melawan suku indian yang lalu memanggilnya dan menawarkan pekerjaan sebagai pelatih pasuka bersenjata jepang. Pada zaman itu, jepang sedang mengalami masa transisi, dari budaya asli jepang ke budaya barat. Adalah _______ yang sangat berambisi untuk menjadikan jepang sebagai negara modern dan berbudaya barat. Di lain pihak penentang budaya barat yang diwakili oleh para samurai mencoba untuk mempertahankan kebudayaan asli jepang yang mereka anggap sarat dengan nilai-nilai luhur dan wajib diperjuangkan. _______ yang memperkerjakan kapten Algren untuk melatih tentara jepang menggunakan senjata-senjata bertekhnologi barat seberarnya memiliki misi pribadi yaitu ingin menghancurkan para samurai. Yang bertentangan dengan ide budaya baratnya, namun dengan dalih bahwa para samurai menggangu pekerjaan pembuatan rel kereta api. Selang beberapa waktu, karena ketidaksabaran _______ untuk menghabisi lawan politiknya yang dipimpin oleh Matsumoto mengadakan perang di dalam hutan. Tentara jepang yang sebenarnya sama sekali belum siap kalah telak. Kapten Algren yang bersama mereka ditawan oleh para samurai dan dibawa ke perkampungan mereka. Ia diinapkan di rumah seorang janda perang bernama Taka.
Suami Taka dibunuh oleh kaptern Algren pada saat perang di hutan. Mulanya kapten Algren dikucilkan oleh penduduk setempat, namun lama-kelamaan karena tekat dan semangatnya yang kuat persis seperti semangat yang dimiliki para samurai secara perlahan ia mulai diterima oleh warga setempat. Ia belajar kebudayaan setempat mulai dari bahasa hingga bagaimana cara bertarung seorang samurai. Secara tidak sadar ia mulai menyukai kehidupan para samurai-samurai tersebut. Kapten Algren berada disana selama musim dingin. Ia sempat menyelamatkan nyawa Matsumoto ketika terjadi penyerangan oleh para ninja yang diutus oleh _______. Setelah peristiwa itu ia mendapatkan simpati dari para samurai. Pada awal musim semi ia dibebaskan oleh para samurai dan dikembalikan kepada pemerintahan pusat di Tokyo. Kawan-kawannya di Tokyo sangat terkejut mengetahui bahwa kapten Algren ternyata masih hidup. Ia diminta untuk melatih pasukan bersenjata jepang. Namun karena ia tahu bahwa pasukan yang akan dilatihnya akan digunakan untuk berperang dengan para samurai, yang kehidupannya mulai ia cintai, menolak penawaran itu. Pada saat yang bersamaan, para samurai yang diwakili oleh para pemimpin mereka, Matsumoto, menghadap kaisar. Ia meminta pada kaisar, untuk berbijaksana dalam menghadapi masa transisi tersebut. Namun karena kaisar masih sangat muda, sangat canggung dalam membuat kebijakan, ditambah dengan hasutan dari _______ maka kaisar tidak berpihak pada Matsumoto. Matsumoto dan para samurai merasa sangat terpukul. Selama hidupnya para samurai merupakan pengikut sekaligus pelindung setia kaisar. Matsumoto yang merasa sangat terpukul berencana untuk melakukan Harakiri, bunuh diri karena menanggung rasa malu dan penyesalan yang amat sangat, yang sudah merupakan adat setempat. Kapten Algren yang merasakan firasat buruk berhasil menemukan Matsumoto dan meyakinkannya untuk tidak melakukan Harakiri. Matsumoto dan kapten Algren berusaha melarikan diri dari tempat rencana harakiri Matsumoto yang dijaga ketat oleh tentara bersenjata. Para samurai beserta kapten Algren berhasil kembali ke perkampungan samurai. Namun pada saat pelarian diri tersebut anak Matsumoto, _______, berhasil dibunuh oleh tentara jepang. Didorong oleh rasa cintanya kepada kaisar serta amarah atas kematian anknya, akhirnya Matsumoto bersama para samurai memutuskan untuk memerangi Tentara bersenjata Jepang. Kapten Algren yang memiliki kemampuan sebagai penentu strategi perang dipercaya menjadi pengatur strategi perang pasukan samurai. Perang pun dimulai, pasukan bersenjata jepang yang digawangi oleh _______, _______ dan _______ sebagai komandan pasukan dengan penuh rasa angkuh karena memiliki senjata perang bertekhnologi barat mulai menembaki para samurai. Namun karena strategi kapten Algren mereka dapat mengalahkan pasukan bersenjata tersebut. Selanjutnya batalion 2 segera dikirimkan. Dengan semangat membara para samurai maju melawan pasukan militer. Namun karena kalah dalam jumlah dan persenjataan maka para samurai tersebut gugur satu per satu, termasuk Matsumoto. Kapten Algren yang sudah terluka sangat parah masih dapat bertahan hidup karena komandan pasukan bersenjata jepang _______ yang dahulu juga merupakan seorang samurai berempati dan memerintahkan untuk menghentikan serangan setelah melihat perjuangan para samurai yang akhirnya gugur tersebut. Setelah itu kapten Algren yang merupakan satu-satunya samurai yang masih hidup setelah perang tersebut mendatangi kaisar dan memberi tahu bahwa Matsumoto, yang juga merupakan mantan guru kaisar, tewas bersama semua samurai lainnya. Akhirnya kaisar menyadari kesalahannya dan membuat kebijaksanaan dengan menghentikan semua bentuk modernitas barat serta mengambil alih harta keluarga _______. Kaisar pun berjanji agar selalu berusaha untuk mensejahterakan rakyatnya bersama jiwa-jiwa para samurai yang telah gugur.
Analisa dan Kesimpulan
Film ini sangat kental dengan nuansa Jepang, terutama nilai-nilai budaya aslinya. Namun warisan budaya leluhur tersebut terlihat sudah mulai banyak dilupakan dan ditinggalkan oleh masyarakatnya sendiri. Terlebih di kalangan para pejabat pemerintahan. Bahkan sampai merambah ke Kaisar Jepang sendiri! Sungguh ironis. Kedua kalangan atas tersebut malah menganggap, bahwa budaya warisan leluhur mereka itu harus diberangus karena sudah tidak sejalan dengan perkembangan zaman. Kaisar Jepang bahkan malah memerintahkan agar menumpas dan menghabisi warganya sendiri yang masih setia memegang teguh budaya leluhur bangsa mereka. Kaisar menuding mereka sebagai kaum pemberontak dan bahkan dicap kolot. Mereka adalah kaum Samurai yang tinggal di sebuah daerah terpencil, yang dikelilingi oleh perbukitan dan pegunungan nan asri, di pedalaman Jepang.
Film ini juga mengisahkan lika-liku pengalaman dan perjalanan hidup seorang tentara AS berpangkat Kapten (diperankan oleh Tom Cruise ). Ia diminta oleh Pemerintah Jepang untuk melatih para prajurit/tentaranya -- yang akan dipersiapkan untuk menyerbu dan menghabisi kaum Samurai (terutama pimpinannya). Namun pada saat memimpin tentara Jepang dalam peperangan melawan kaum Samurai ia justru diculik dan dibawa pergi oleh pihak musuh ke desa mereka yang terpencil di pedalaman. Nah, selama diculik di pengasingan tersebut, Kapten berkebangsaan AS itu malah merasa betah dan mendapatkan banyak sekali pelajaran hidup. Ia justru diperlakukan secara baik dan terhormat. Ternyata kaum Samurai yang dianggap negatif, kejam, kolot, dan bahkan dicap sebagai pemberontak, justru sangat menjunjung tinggi etika dan moralitas. Mereka juga terlihat sangat memegang teguh filosofi-filosofi dasar bangsa Jepang dan menghayati serta mengamalkannya secara total pula.
Singkat cerita, banyak sekali hikmah dan pengalaman positif yang didapatkan oleh Kapten AS tersebut selama hidup berbaur bersama kaum Samurai. Ada pula sisi romantisnya, di samping pengalaman-pengalaman lucu dan konyol. Bahkan ada beberapa adegan yang membuat saya tersentuh sekaligus terkesan. Di antaranya ketika Kapten tersebut dijamu/dilayani secara baik oleh seorang wanita Jepang -- yang ditugaskan untuk menampungnya selama di daerah terasing tersebut. Usut punya usut, ternyata wanita tersebut ialah istri seorang tokoh kaum Samurai yang telah tewas dibunuh oleh Kapten AS itu pada saat peperangan sebelum ia diculik! Namun wanita itu sama sekali tidak menyimpan dendam, karena menganggap Kapten tersebut hanya menjalankan tugas. Sedangkan suaminya dianggap mati terhormat di medan pertempuran. Baginya, itu malah membanggakan dan ia pun sudi memaafkan siapa pun pembunuhnya.
Adegan lain yang membuat terkesan yaitu ketika Kapten AS tersebut malah menolak tawaran materi dan jabatan menggiurkan dari kalangan Pemerintah Jepang -- sebagai imbalan jika ia mau memimpin penumpasan terhadap kaum Samurai (ketika ia telah dibebaskan/dilepas dari masa penculikan). Kapten tersebut malahan lebih memilih membela kaum Samurai dan bergabung bersama mereka, yang telah memberinya banyak pelajaran hidup dan memperlakukannya secara baik selama diculik. Ia rupanya lebih mendengarkan suara hati nuraninya.Ia pun akhirnya memimpin perlawanan kaum Samurai terhadap penyerbuan tentara Jepang yang pernah dilatihnya dulu. Alhasil, ia tau banyak seluk-beluk taktik/strategi perang pihak lawan tersebut. Hasilnya, kaum Samurai yang dipimpinnya, yang jumlahnya jauh lebih kecil dan hanya bersenjatakan pedang serta panah, malah berhasil menaklukkan tentara Jepang yang berjumlah ribuan dan menggunakan senjata modern.
Jepang di era Restorasi Meiji adalah jaman yang penuh riak. Perubahan ke arah modernitas mendapat tentangan dari kelompok konsevatif. Termasuk di dalamnya adalah para samurai. Mereka yang menolak restorasi muncul lewat pemberontakan-pemberontakan. Salah satu samurai yang terhebat saat itu adalah Katsumoto . Ialah tokoh di balik perlawanan, termasuk ketika diserangnya pembangunan rel kereta api. Omura , salah seorang penasihat kaisar memutuskan untuk menyerang Katsumoto, dengan menggunakan tentara yang dibina Algren. Dalam suatu pertempuran dengan para samurai, Algren tertawan. Alih-alih membunuhnya, Katsumoto membiarkan Algren hidup semata-mata untuk mempelajari kebiasaan musuhnya itu. Tapi justru dari balik tembok tahanan Algren mempelajari banyak hal. Begitu juga sebaliknya. Antara Algren dan Katsumoto pun terbina hubungan yang dekat. Di sisi lain, Algren terkagum-kagum pada pola hidup masyarakat Jepang yang menurutnya damai dan disiplin. Ia juga heran karena Taka , adik Katsumoto, tidak dendam padahal ia membunuh suaminya.
Edward Zwick, sebagai produser film the last samurai melakukan ekplorasi alur cerita dengan baik, pengembangan karakter yang stabil serta memperlihatkan bagaimana sebuah aksi dibangun dengan memberikan sentuhan dramatis. Sosok Algren sendiri dikisahkan sebagai tokoh labil. Ia pernah mempertaruhkan nyawanya untuk bangsa. Tapi proses yang dialaminya dalam perang membuat Algren mempertanyakan kembali makna hidup. Bisa ditebak, ia menemukan kembali kehidupannya di Jepang.
Film The Last Samurai yang diangkat dari epik klasik ini cukup menggugah kesadaran makna modernitas yang kini mengglobal karena provokasi negara maju. Film ini sebenarnya bukan tema baru. Film bertema serupa sudah berpuluh kali diangkat ke layar kaca dan layar lebar. Begitu pula versi bukunya. Bahkan judul yang dipakai oleh penulis skenario John Logan dalam film ini sama persis dengan buku karya Helen Dewitt.
Bedanya, Dewitt mengangkat hubungan antara Sybilla sebagai orangtua tunggal dan Ludo, anaknya yang terlalu cepat dewasa dan keras kepala. Sybilla digambarkan sebagai perempuan Jepang ideal menghadapi gejolak anaknya yang cepat terpengaruh hal berbau modernitas. Buku The Last Samurai menggambarkan keseimbangan diri menatap modernitas dan tradisionalitas sekaligus. Film yang berupaya menempatkan Tom Cruise sebagai tokoh sentral ini terasa kurang sepadan dengan tema besar yang dipilih. Bekas suami Nicole Kidman ini memang tampil apik sebagai sebagai Kapten Nathal Algren yang suka mabuk. Namun, begitu mamasuki fase kehidupan seorang Samurai, Tom tampak kesulitan memunculkan aura pendekar Samurai yang sebenarnya. Proses yang ia jalani begitu mudah dan kelewat instan. Mungkinkah karena ia orang Amerika? Kegagalan Tom Cruise bisa jadi karena wajahnya terlalu manis untuk karakter Jepang yang keras. Berbeda dengan Ken Watanabe yang tampil sebagai loyalis Kaisar Meiji sejati. Aktor tinggi besar ini bukan cuma menampilkan sosok yang garang, tapi juga bijak sebagai pemimpin. Akting apik itu mengantar Wanatabe sebagai unggulan peraih Golden Globe Awards 2003 untuk kategori Aktor Pendukung Pria Terbaik. Selain karakter Tom Cruise yang kurang kuat film juga kurang menampilkan teknik pertarungan para Samurai yang sebenarnya. Setidaknya jika ditakar dengan aksi yang pernah ditampilkan Akira Kurosawa dalam The Seven Samurai. Aksi tarung The Last Samurai sangat terpengaruh film Gladiator yang dibintangi Russel Crowe. Kedekatan ini bisa jadi karena dua skenario film ini sama-sama ditulis John Logan.
Film yang juga memotret eksotisme kehidupan warga pedalaman Jepang ini tak melulu bicara perang, pedang, senapan, dan intrik orang dekat Kaisar Meiji. John Logan masih sempat memasukkan sisi lembut berupa kisah cinta diam-diam antara Algren dan Taka. Meski ditempatkan di akhir cerita, sutradara Edward Zwick cukup berhasil membangun semangat kemanusiaan di dalamnya. Zwick tak terjebak kisah cinta ala Hollywood yang melankolik dan kadang cenderung cengeng. Selain itu Zwick tak kalah apik memotret masa akhir kejayaan para Samurai dalam struktur masyarakat Jepang pada 1876. Suasana Jepang abad ke-18 juga dihadirkan dalam pandangan visual yang lumayan memikat. Petualangan ke lembah dan pegunungan di Jepang adalah wisata yang lain bagi penonton. Walhasil, ketika baru dirilis di Amerika The Last Samurai langsung nangkring di urutan pertama film terlaris dengan pemasukan US$ 24,4 juta selama dua pekan. Hanya saja film produksi Hollywood ini mengundang pertanyaan, terutama alur cerita yang menempatkan Amerika sebagai juru selamat dunia. Katsumoto yang tewas berwasiat kepada Algren agar pedang kebesaran dikembalikan kepada Kaisar Mieji. Pedang itu lambang loyalitas dan penjaga tradisi Jepang. Entah kenapa Kaisar Meiji tergerak mewariskannya pada Algren. Mungkinkah karena ia orang Amerika?
Film berdurasi dua jam 34 menit ini saling mengimbangi dari segi cerita. Aksi kekerasan--misalnya menebas kepala yang biasa dilakukan samurai--, diimbangi humor. Aksi peperangan kolosal yang menegangkan, diselipi kisah cinta terpendam. Dan kejahatan ditandingi sikap terhormat para samurai. Kepiawaian Zwick sendiri tidak akan lengkap tanpa dibarengi akting para pemainnya. Tom Cruise--bermain cemerlang pada Mission Impossible, Vanilla Sky--, kembali bermain cemerlang sebagai Algren. Kali ini Cruise harus beradu akting dengan para pemain papan atas Jepang. Para pemain Jepang yang terlibat dalam The Last Samurai adalah bintang-bintang senior. Hiroyuki Sanada yang memerankan Ujio, tangan kanan Katsumoto, adalah aktor besar Jepang. Sosoknya yang dingin dan cenderung antagonis adalah magnet tersendiri dalam film ini. Sanada mulai berakting di usia 13 tahun dan sudah bermain di lebih dari 50 film Jepang, termasuk thriller Ring. Sanada tdak hanya terkenal karena aktingnya, tapi juga kemampuan dalam ilmu bela diri. Tak heran ia juga merangkap menjadi konsultan tidak resmi dalam film ini. Pemain Jepang lain yang sangat menonjol tentunya Ken Watanabe. Aktor watak ini menunjukkan kekuatan akting berpadu humor dan integritas sebagai Katsumoto. Ken Watanabe adalah mulai berakting di panggung karakter, sebelum merambah dunia televisi dan layar lebar di Jepang. Pemain Jepang lainnya adalah Koyuki yang berperan sebagai Taka. Zwick juga meminta sutradara terkenal Jepang Masato Harada, untuk berperan sebagai Omura.
Singkat kata, film ini sarat dengan pesan moral dan termasuk film asing yang mampu membuat kita terkesan. LUAR BIASA dan DAHSYAT! Ternyata makna Samurai ialah mengabdi. Untuk siapa? Untuk bangsa dan negara. Dan kaum Samurai yang diangkat dalam film ini sebenarnya ialah suatu kaum yang ingin melindungi Kaisar dan bangsa Jepang dari terpaan pengaruh budaya asing, terutama budaya barat yang sangat diagung-agungkan oleh kalangan Pemerintah Jepang. Namun mereka justru dicap sebagai pemberontak. Sungguh ironis dan tragis! Bagi kaum Samurai. mereka akan sangat bangga ketika diminta untuk memenggal kepala musuh-musuhnya. Mereka juga menganggap, bahwa kematian ialah jauh lebih baik daripada harus hidup dengan menanggung rasa malu. Jadi, mereka lebih memilih bunuh diri atau minta dibunuh ketika mereka 'merasa gagal' dalam perjuangan atau mempertahankan sesuatu. Mereka juga sangat membenci sikap pengecut dan pecundang. Namun mereka tidak akan membunuh musuh yang sudah menyerah kalah.
Saat ini (terutama di negara kita), jarang kita jumpai seseorang yang mau melayani bangsanya dengan tulus tanpa mengharapkan imbalan. Cerita dalam film ini juga mengingatkan saya akan arti penting dari sebuah kesempurnaan. Bukan hasil yang sempurna melainkan "proses" yang kita jalani untuk meraih kesempurnaan..
The Cognitive-Motivational-relational theory
Kapten Algren merupakan seorang yang memiliki penduruan serta jiwa yang kuat. Namun penyesalannya ketika perang melawan suku Indian yang telah menewaskan banyak anak anak, wanita, serta orang orang tak berdaya membuatnya merasa sangat berdosa. Rasa penyesalan ini terus diembannya hingga membuatnya hamper putus asa dalam menjalani hidup dan hamper saja membuatnya tidak ingin kembali menjalani kehidupan militer yang ianggapnya sangat tidak berperikemanusiaan. Tetapi ia tidak bisa menyangkal keinginan pribadinya yang memang telah menyatu dengan jiwa militeristik dan peperangan. Terbukti ketika ia tidak menolak tawaran _____ untuk melatih tentara bersenjata Jepang. Motivasi dari dalam dirinya yang sangat besar kepada dunia militer dan perang disamping demi kepentingan ekonomi untuk melanjutkan hidupnya membuatnya ingin mencoba kembali kehidupan militer yang telah ia tinggalkan sebelumnya. Sampai saat ketika ia bertemu dengan para samurai yang dinilainya memiliki semangat juang yang tinggi serta menjunjung nilai nilai luhur peninggalan nenek moyang mereka. Kehidupan para samurai merubah cara pandang kapten Algren dari yang mulanya menganggap para samurai sebagai penghalang tentara bersenjata jepang yang bertugas untuk membangun modernitas di jepang dan secara notabene merupakan anak didiknya.
Setelah mengetahui kehidupan para samurai yang sebenarnya ia pun jatuh hati dengan jalan yang telah dipilih oleh para samurai tersebut. Penghargaan terhadap alam, disiplin, kerja keras, semangat yang membara, dan kepatuhan terhadap norma norma adat membuat kapten algren kagum. Ditambah pula perasaan sesal yang masih terus membekas melihat orang orang tak berdaya dibunuh mempengaruhi dirinya untuk mendukung perlawanan para samurai terhadap pasukan bersenjata jepang,mantan “pasukan asuhnya”. Kapten algren merasa bahwa senjata modern melawan pedang samurai sangatlah tidak berimbang. Ia tidak ingin dengan ketidak berimbangan itu, nyawa nyawa para samurai diambil oleh pasukan bersenjata jepang.persis ketika tentara amerika membantai suku Indian yang lalu. Moivasi motivasi itu yang membuat kapten Algren merubah pendiriannya .
Sedangkan dari pihak samurai yang diwakili oleh Matsumoto, menganggap kapten Algren sebagai orang yang memiliki jiwa yang sangat kuat layaknya seorang samurai sejati. Karena itu matsumoto pun menaruh rasa hormat, kagum, serta keprcayaan kepada kapten Algren untuk mengatur strategi perang para samurai. Jatuh hati kapten Algren kepada para samurai membawanya hingga perang akhir melawanpasukan bersenjata jepang. Kapten Algren benar benar berpihak kepada para samurai. Terbukti pula ketika terjadinya perang, Motivasinya untuk mempertahankan dan memperjuangkan “jalan hidup seorang samurai” membuatnya begitu tangguh serta gagah berani dipeperangan. Emosi cintanya kepada jalan hidup samurai membuat jiwa kapten Algren bersatu dengan jiwa jiwa para samurai. Secara logika kapten Algren tidak mendapatkan keuntungan apapun –secara materil- ketika bergabung dengan para samurai untuk berperang melawan pasukan bersenjata jepang. Baginya para samurai merupakan perwakilan dari orang orang yang tertindas dan hal inipum menjadi salah satu motivasinya. Dengan membantu para samurai ia berharap dapat menebus dosa dosanya yang terdahulu ketika terjadi pembantaian terhadap suku Indian. .
Suatu konflik batin yang sangat dahsyat terjadi dalam diri kapten algren. Disatu pihak ia merupakan pelatih pasukan bersenjata jepang yang secara teoritis harus ia dukung. Dilain pihak, karena rasa cintanya terhadap jalan hidup para samurai dan banyak motivai lainnya yang telah diungkap diatas , merubah pemikiran kognitifnya dan membuatnya mengabaikan pilihan logis yang seharusnya ia ambil.
Tuesday, April 27, 2010
Resensi film The Last Samurai dan tinjauan berdasarkan The Cognitive-Motivational-relational theory
Labels:
Motivational,
relational,
Resensi,
teori,
The Cognitive,
The Last Samurai
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment